Falsafah Islâm dan Tantangan Modernitas di Indonesia
(Dalam Kajian Islamisasi Sains)
Oleh : Arif Rahman
filsafat
merupakan suatu ilmu yang bertujuan untuk mencari kebenaran yang absolute,
berbagai cara dan pendekatan yang dapat kita lakukan untuk mencapai kebenaran
tersebut, tapi satu hal yang pasti, sesungguhnya kebenaran tidak ada yang
absolute. Apa Kaitannya dengan falsafah Islâm di Indonesia, dapat kita katakan
bahwa sesungguhnya falsafah Islâm di Indonesia tujuannya adalah untuk
membebaskan dari pengaruh barat yang masuk melalui teknologi yang canggih dan sama-sama mencari kebenaran yang hakiki, yaitu
Allah ‘azza wa jallah.
falsafah
Islâm terdiri dari wahyu -teks suci- dan akal -rasio. Dan
tugas falsafah Islâm adalah umtuk berbakti kepada
agama. Meskipun filsafat berdiri sendiri tapi dia masih bergantung pada agama
itu sendiri karena dalam sejarah filsafat sendiri semuanya bergantung ada agama
seperti halnya yang di lakukan terhadap gereja Kristen pada abad ke-20.[1] Dalam mengahadapi tantangan modernitas yang semakin lama semakin
membabi buta terutama di Indonesia maka eksplorasi ajaran dan pemikirannya
menjadikan falsafah Islâm sebagai suatu cara untuk memahami realitas dan konteksitas dari
suatu paham tertentu. Yang jelas ketika kita berbicara tantangan modernitas
kita pasti akan dihadapkan dengan kemajuan teknologi, dan kemajuan teknologi
itu sendiri mayoritas bersumber dari non islâm
yang notabene adalah orang barat dan orang barat kebanyakan dan hampir semua
memakai ajaran atau doktrin dari filsafat barat seperti Marx dengan
kapitalisme-nya ; August comte derngan positivisme-nya ; kant, hegel dengan
kritisisme-nya; locked and hume dengan empirisme-nya. Itu semua adalah sebagian
dari ajaran filsafat barat yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
teknologi yang ada pada saat ini. setelah kita pahami
secuil fenomena yang diatas, timbul pertanyaan bagi kita semua yaitu : Bagaimanakah peranan dari falsafah Islâm terhadap sains dan teknologi dan berada pada posisin yang mana,
Apakah falsafah
Islâm dapat berkembang sejalan dengan perkembangan
teknologi ataukah masih mempertahankan pemikiran dan ajaran-ajarannya.
Mari coba kita jawab satu demi satu pertanyaan tadi, yang pertama tentang
bagaimanakah peranan dari falsafah Islâm di
Indonesia dan berada pada posisi yang mana ?
Peranan dari falsafah
Islâm terutama di Indonesia sebenarnya sangat banyak di
dunia teknologi karena falsafah Islâm mempunyai
suatu teks suci yang merangkum semua kejadian dan seluk beluk dari alam dunia,
akhirat dan alam-alam yang lain. Yang mana semua pemikiran barat dan yunani
sudah ada dalam teks suci yang dijadian dasar bagi falsafah Islâm. Hanya saja para penganut atau dalam hal ini orang islam belum
dapat menemukan dan menelaah lebih lanjut satu persatu dari teks suci yang
selama ini mereka bangga-banggakan. Hal ini merupakan kesalahan yang sangat
fatal jika dibiarkan terus menerus. Dan posisi yang selama ini terjadi adalah falsafah
Islâm banyak mengkonsumsi pemikiran dan ajaran dari barat
dan hampir jarang sekali mengeksplorai ajaran mereka. Sehingga kemajuan dalam
berpikir yang bebas nilai sulit dilakukan dan kebanyakan dari mereka mengalami
kesalahan metodologis dalam mempelajari falsafah Islâm.
Kita masuk pada pertanyaan yang kedua yaitu apakah falsafah Islâm dapat berkembang yang
notabennya di Indonesia sejalan dengan perkembangan teknologi ataukah masih
mempertahankan pemikiran dan ajaran-ajarannya yang tradisional yang ada di
negeri ini?
Jawaban dari hal ini sebenarnya sangat simple tapi sulit sekali
untuk di implementasikan.but , we must to try this, ok!
Seperti ini, falsafah Islâm itu saya yakin pasti bisa
berkembang dan bahkan lebih maju dari filsafat barat. Hal ini dapat terealisasi
apabila ajaran falsafah Islâm itu sendiri memegang
teguh pada prinsip dan konsepnya sendiri. Keunggulan dari falsafah Islâm dari barat yaitu bahwa barat hanya mengandalkan dunia empiris
dan bersifat ontologis yang sekuler (meskipun dalam ajaran kant ada ajaran
spiritulnya yang berkaitan dengan diri sendiri) sedangkan falsafah Islâm mengenal alam tidak hanya satu melainkan banyak dan kesemua itu
adalah bersifat hirarkhi. Mau tidak mau umat islam atau dalam hal ini para
filosof Islam harus dapat mengalahkan metode berpikir dari filsafat barat, dan
dalam hal ini minimal mereka sampai dalam tataran islamisasi sains seperti yang
ada pada tujuan dari kampus kita ini, yaitu islamisasi sains. Sebenarnya
islamisasi sains itu sangat baik dan perlu untuk dilakukan karena kita telah
paham bahwa semua yang terjadi dengan kemajuan teknologi saat ini adalah
sumbernya dari al-qur’ân dan al-hadîts.
Untuk mencapai tujuan tersebut kita harus paham tentang metodologis falsafah
Islâm seperti apa?
Dalam hal ini antara rasionalitas dan teks suci, jangan sampai kita
tergolong orang yang hanya memandang sesuatu itu dengan tekstual saja tapi
harus paham tentang konteksnya. sebenarnya kalau kita mencoba untuk berpikir
dan merenung lebih jauh sebenarnya antara teks suci dan rasionalitas terletak
pada tempat yang sejajar (tataran yang sama). Sehingga dapat berjalan
beriringan. Hanya saja ketika rasionalitas keluar dari teks suci jangan sampai
mengklaim bahwa itu salah, tapi seharusnyalah kita merefleksikan kembali apa
yang telah kita pikirkan karena apa yang kita pikirkan pasti akan terwujud.
Baik dalam hal apapun dan ini tidak menyangkut masalah axiologis. yang penting
kita paham metodologinya. karena metodologi merupakan pisau psikoanalisis untuk
menuju islamisasi sains.
Berikut ini merupakan peluang dan kesempatan bagi berkembangnya
falsafah Islam di dunia terutama Indonesia di antaranya adalah :
(1)
Studi Biografis
Indonesia tentunya mempunyai banyak mempunyai berbagai kesempatan
dalam memperkenalkan ribuan ilmuan-filosof Muslim dengan melalui study di
berbagai universitas terutama di Universitas Agama seperti di UIN Sunan Gunung
Djati Bandung dan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta serta sekitarnya yang tentunya akan menjadi ladang sejarah
bagi timbulnya falsafah Islam di Indonesia.
(2)
Studi
Gnomologis,
yang mencoba membahas berbagai karya hikmah yang pernah dibuat oleh
para filosof Muslim yang dulu sangat berkembang di dunia Timur dan Barat
(Andalusia).
(3)
sains Islam
Ilmu inilah yang sangat penting bagi kemajuan falsafah Islam di
Indonesia karena dengan sains Islam bisa menguasai dunia pengetahuan bukan
dengan cara perang militer melainkan dengan menggunakan Akal fikiran seperti
halnya yang di lakukan oleh orang yahudi (Amerika) terhadap Indonesia melalui
dunia cyber (dunia maya).[2]
(4)
filsafat Perennial
yang membahas pemikiran dari berbagai pemikir Muslim perenial yang
umumnya berasal dari Eropa, yang telah banyak menghasilkan karya-karya besar,
dan terakhir
(5)
Filsafat
Pasca-Ibn Rusyd
yang akan membicarakan perkembangan falsafah Islam setelah masa Ibn
Rusyd hingga saat ini.
Dengan
demikian, jelas bahwa Gerbang Masa Depan Falsafah Islam di Indonesia masih
terbuka dan akan menjadi corak bagi berkembangya falsafah Islam di Dunia Timur
dan Barat. sehingga falsafah
Islam dapat menguasai dunia dengan memetakan kembali seluruh hasil pemikiran
filsafat Islam dalam suatu kesatuan yang padu, karena Islam adalah rahmatâ
li al-'âlamîn. Maka selayaknya Islam memberi corak kemajuan yang khas
terhadap dunia Kontemporer.
0 komentar:
Posting Komentar